Nasehat Untukmu

 

Buntu dan bingung tidak punya ide produksi stock desain? Dapatkan Gratis Di Sini

sangpena.com – Pada dasarnya setiap manusia menginginkan menjadi yang terbaik dalam bidangnya, apapun profesi dan latar belakangnya. Karena dengan mencapai sebuah predikat tersebut seseorang berusaha untuk menunjukkan identitas dan eksistensinya di hadapan manusia yang lain. Selain tentu capaian tersebut untuk kebanggaan bagi diri dan keluarganya.

Kecenderungan untuk menunjukkan keunggulan diri ini adalah hal yang wajar, selama tidak dalam koridor kesombongan dan merendahkan pencapaian orang lain. Muhammad Ali, salah satu sejarah tinju dunia pernah berteriak, “Sayalah yang terbesar!” ketika meraih gelar juara tinju dunia. Terlepas diksi kata tersebut yang berpotensi menimbulkan perdebatan, ungkapan tersebut adalah wujud kebanggaan akan prestasinya dalam olahraga tinju.

Lalu, siapakah yang paling baik prestasinya? Tidak mungkin terjawab, karena masing-masing akan memiliki ketokohan yang berbeda dengan segala bentuk kecerdasan yang berbeda pula. Tidak ada jawaban tepat ketika sebuah pertanyaan “Siapa yang paling berprestasi?” dilontarkan kepada orang-orang yang memiliki perbedaan latar belakang.

Sebagai ummat terbaik, tentu kita akan berusaha berprestasi di bidang yang kita geluti demi keunggulan bangsa dan ummat Islam di masa depan. Akan sangat membanggakan ketika kita bisa berprestasi seperti orang-orang besar lainnya. Selagi kita berproses menuju ke sana, capaian hari ini jangan sampai melenakan langkah-langkah panjang kita berikutnya.

 

Tulisan baru: 9 Situs Microstock Terbaik Tahun 2024 Baca di sini!

Salah satu pengasuh saya di panti asuhan selalu mengatakan, “jangan pernah puas menjadi yang terbaik!”. Maksudnya, keharusan bagi diri kita semua untuk tidak berhenti setelah meraih sesuatu, terus belajar, terus berkembang – sampai pada batas akhir yang bisa kita raih.

Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk terus keep on the track menuju hasil akhir. Biar tidak terlena dengan capaian lalu padam semangat untuk mengejar capaian yang lain.

1. Disiplin Waktu dan Terus Belajar
belajar
picsource: compuclaim.com

Banyak yang terlena setelah mencapai suatu prestasi, lupa bahwa keharusan untuk terus belajar tidak berhenti sampai di situ. Bahkan kita dituntut untuk lebih disiplin waktu dan lebih giat lagi. Sukses tidak ada yang bersifat permanen tanpa diimbangi usaha menjaga kesuksesan tersebut.

2. Tetap Rendah Hati dan Menyenangkan
rendah hati
Mencapai keberhasilan bukan berarti kita boleh sombong, tetaplah menjadi pribadi yang rendah hati. Ingat, tidak ada yang permanen dalam pencapaian prestasi dunia. Jangan dibandingkan dengan prestasi orang lain, karena bisa saja itu menyakitkan. Sewaktu-waktu bisa saja roda dibalik dan kita terpuruk tersuruk sehabis-habisnya. Tidak ada yang melarang untuk berbangga diri, sombong jangan. Perbanyak dengan bersyukur atas keberhasilan yang dicapai.

3. Terima Kasih Untuk Mereka
terima kasih, doa
picsource: rawstory.com

Ketika keberhasilan diraih, orang akan melihatnya sebagai pencapaian individual. Padahal sebenarnya tidak ada kesuksesan tanpa dukungan. Selalu ada orang lain yang turut andil mendorong dan memacu prestasi kita untuk terus naik. Jangan pernah merasa semua hasil diri sendiri, jumawa tidak pernah dianjurkan. Ada do’a dari banyak pihak meski mereka tidak mengungkapkan terang secara lisan. Ingat, berterima kasihlah kepada mereka!

4. Kembalikan Prestasimu ke Masyarakat

Kembali ke Masyarakat
picsource: intpolicydigest.com

Kebermanfaatan tidak boleh berhenti di teks dan buku yang kita kuasai. Ilmu tidak pernah menjadi madu di masyarakat tatkala kita masih berdiam diri. Seorang Imam Syafi’i mengatakan, “Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan. Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang”. Dalam ilmu yang kita kuasai, terdapat hak masyarakat untuk beroleh kebermanfaatan dari ilmu tersebut.

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain” (HR. Ahmad)

Selamat berjuang dan terus berprestasi menjadi yang terbaik!

Semarang, 12 Desember 2016

Punya Telegram? Belajar bareng yuk, GRATIS di Channel Telegram!

Suami & ayah penuh waktu | Delapan tahun kerja dari rumah | Wordpres & Adobe Illustrator

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *