Buntu dan bingung tidak punya ide produksi stock desain? Dapatkan Gratis Di Sini
Oleh: Halida Rahmi Luthfianti
SANGPENA.COM –Â Kali ini saya tidak sedang menulis seluruhnya berdasarkan pengalaman, tapi mencoba membudayakan menulis setelah membaca. Menurut saya, buku ini buku yang ilmiah tapi bisa menyajikan secara sederhana, yakni tentang mencintai dengan lebih baik terhadap keluarga, pasangan, orang tua dan anak, akan tetapi pada buku ini lebih banyak membahas terhadap anak. Mencintai lebih baik adalah cara atau proses yang dilakukan dalam rangka mencapai sikap bijak dalam bersikap. Menurut Buya HAMKA bijak adalah sebaik-baiknya sikap, yang di dalamnya penuh kesabaran dan keistiqomahan. Kesabaran dan keistiqomahan dalam mengelola atas fitrah yang telah Allah berikan, karena sejatinya sejak lahir manusia telah dikaruniai emosi dan potensi. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian . Merasakan emosi adalah hal yang wajar, yang membedakan kematangan seseorang adalah dalam mengelola sikap menjadi reaksi-reaksi kebaikan yang sesuai. Sedangkan potensi adalah minat/bakat seseorang yang dapat dikembangkan.
Emosi dan potensi bisa menjadi kebaikan jika dikelola dengan baik sesuai perkembangan zaman. Perkembangan teknologi terus berkembang seiring berkembangnya zaman, sehingga tidak akan terlepas dari penggunaan terhadap gawai atau gadget. Penggunaan gawai tidak direkomendasikan untuk anak di bawah usia 2 tahun. Karena di tahap awal kehidupan anak perlu dikenalkan dengan stimulasi motorik kasar dan halus yang beragam, stimulasi sensori dengan bermain dan melihat/merasakan berbagai benda atau situasi. Juga perlu berinteraksi dengan banyak orang untuk mendengar banyak percakapan. Adapun setelah usia tersebut penggunaan gawai perlu didampingi dan diarahkan apa-apa yang digunakan. Selain mendampingi sikap bekerja sama dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan usianya juga perlu dilakukan, yakni dengan membuat kesepakatan bersama dan konsekuensi.
Belajar tentang kesepakatan bersaman dan konsekuensi bisa dilakukan sejak dini dengan cara-cara sederhana, umur 1,5 – 2 tahun anak sudah mulai bisa membuat kesepakatan bersama, akan tetapi masih menggunakan simbol gambar. Misalkan anak harus makan di meja makan, maka gambar yang harus disediakan agar anak faham tentang kesepakatan yang dibuat adalah gambar piring, sendok, garpu, meja, kursi dan lain sebagainya. Karena pada umur 1-5 tahun merupakan golden age, ketika apapun yang diajarkan akan banyak mempengaruhi pola kehidupan di masa depan, hubungan antar satu dengan yang lain pun dipengaruhi oleh pola pengasuhan masa lalu. Disiplin positif merupakan pola pengasuhan atau pendidikan paling utama dalam keluarga yang mendorong kemandirian jangka panjang. Untuk mencapai hal tersebut, tujuan pengasuhan menjadi sangat penting dimiliki oleh setiap keluarga.
Tulisan baru: 9 Situs Microstock Terbaik Tahun 2024 Baca di sini!
Terkadang, disiplin dianggap sebagai ketidakbebasan dalam bersikap, tapi hidup yang begitu banyak pilihan akan berjalan tanpa arah jika disiplin positif tidak ditumbuhkan sejak dini. Disiplin positif lebih menekankan kepada pentingnya komunikasi, membahas kesepakatan dan konsekuensi, menyatakan dukungan yang tepat. Hingga semua prosesnya menjadi pembelajaran paling berharga, dan berdaya adalah hasil yang dirasakannya, baik orang tua maupun anak. Sedangkan disiplin konvensional fokus terhadap hukuman, hingga anak melakukan segala hal dalam rangka menghindari hukuman, tanpa kesadaran dari dalam diri. Pun kontrol orang tua yang berlebihan, akibatnya kepercayaan diri tidak akan tumbuh dengan semestinya, bukan melakukan atas kesadaran, tapi ketakutan.
Komunikasi yang efektif adalah kunci utama dalam membiasakan disiplin positif untuk lebih mencintai dengan baik. Bahasa cinta adalah tentang ekspresi dan mengolah kata untuk mengungkapkan apa yang menjadi tujuan. Mencintai merupakan sebuah kebaikan, kepada siapapun dan apapun, tapi kadang kita sering salah dalam mengekspresikan dan mengolah kata, hingga makna cinta tidak berujung sebuah keindahan dan kebahagiaan, bahkan berubah menjadi hal yang menyakitkan. Bermuara dalam hati, diekspresikan lewat sikap, yang akan menjadi kesimpulan dalam berprilaku, maka mengubah cara berkomunikasi lewat kata dan bahasa menjadi lebih baik adalah cara mengungkapkan cinta terbaik untuk mencapai sebaik-baiknya sikap, bijak. Itulah, mencintai dengan lebih baik.
Semarang, 27 Februari 2018
Punya Telegram? Belajar bareng yuk, GRATIS di Channel Telegram!
nice page
Thanks