Buntu dan bingung tidak punya ide produksi stock desain? Dapatkan Gratis Di Sini
sangpena.com | Sebuah surat yang sederhana, ditulis dengan sederhana tapi penuh cinta. Sebuah rasa sayang yang meluap. Sebuah cinta yang sempurna. Mungkin, kita tidak bisa merangkai kata seindah ini, tapi – semoga – kita kelak akan mencintai anak-anak kita, tanpa batas dan sepanjang hayat.
= = =
Alkemia Malaky Pahdepie, apa kabarmu hari ini?
Ketika aku menuliskan surat ini untukmu, sekitar 12 tahun yang lalu dari tahun yang tercetak di kalender mejamu, ibumu sedang ikut terlelap setelah beberapa saat yang lalu menyusui dan menidurkanmu. Ketika itu, usiamu baru tiga minggu. Mungkin ini terdengar lucu. Tapi, demikianlah, aku menuliskan surat ini untuk kamu baca di masa depan.
Tulisan baru: 9 Situs Microstock Terbaik Tahun 2024 Baca di sini!
Bagaimana sekolahmu? Jika kamu tak suka matematika, tenang saja, jangan terlalu mencemaskannya.
Tentu saja aku juga penasaran dengan kakakmu, Kalky. Usianya empat tahun ketika aku menuliskan surat ini. Dia begitu cemburu ketika tahu ibumu mengandungmu. Dia bilang, dia tak mau punya adik! Aku bisa mengerti perasaannya waktu itu, dia tak ingin cintaku dan ibumu kepadanya terbagi karena kehadiranmu. Tetapi kelak dia akan menjadi kakak yang baik untukmu, yang menjaga dan melindungimu; Mungkin seseorang yang terbaik yang akan kamu miliki dalam hidupmu.
Sedang apa dia sekarang—saat kamu membaca surat ini? Jika dia ada di dekatmu, tersenyumlah padanya. Terlalu banyak dari dirinya yang seperti diriku. Terutama karena dia keras kepala dan banyak bicara. Tetapi dia sangat penyayang, seperti ibumu. Maka sayangilah dia seperti kamu menyayangi kami berdua, atau seperti kamu menyayangi dirimu sendiri. Suatu hari kalian mungkin akan bertengkar atau berbeda pendapat, seperti kakak dan adik di manapun di seluruh dunia… Jika saat itu tiba, ingatlah bahwa selalu ada saatnya kamu perlu meminta maaf terlebih dahulu, meski kamu pikir bukan kamu yang salah. Tidak apa-apa, kan? Setiap kamu meminta maaf atau memaafkan seseorang, kamu akan menjadi pemenang, kamu akan selalu mendapatkan sesuatu yang berharga dari dalam dirimu sendiri.
Kemi… Kelak, kamu akan tumbuh dewasa dan kadang-kadang hidup tak seperti yang kamu inginkan. Jika hari-harimu buruk, jangan hilang harapan. Jangan hilang kesabaran. Sebab tak ada batas untuk keduanya. Kadang-kadang, yang perlu kamu lakukan adalah memberi waktu pada kenyataan, agar ia bisa bekerja dengan hukum dan hakikatnya sendiri: Selalu ada matahari selepas hujan, selalu ada pelangi seusai badai. Dan di tengah-tengah segunung persoalan, selalu ada emas yang bisa kamu gali. Jadi, tetaplah terjaga. Tetaplah kuat. Dalam hidup, keteraturan dan ketakberaturan sama sekali tak bertentangan: Keduanya menciptakan keseimbangan dan keindahan-keind
Anakku, tumbuhlah dengan cinta dan kebebasan. Tetapi cinta bukan tentang “bebas untuk” melainkan “bebas dari”. Bukan bebas untuk menjadi (si)apapun, tetapi bebas dari tekanan dan rasa cemas untuk menjadi (si)apapun. Bukan bebas untuk menindas dan melemahkan, tetapi bebas dari penindasan dan kelemahan. Bukan bebas untuk melakukan hal-hal di luar batas, tetapi bebas dari kegagalan untuk bertanggung jawab pada batas-batas yang ditetapkan Tuhan atas dirimu. Bukan bebas untuk melampiaskan nafsu dan memenuhi kepentingan-kep
Kelak jangan bercita-cita membelikan rumah untuk istrimu, bercita-citalah
Anakku, aku akan segera mengakhiri surat ini. Aku memejamkan mataku beberapa saat, membayangkan seperti apa kamu nanti. Mungkin kamu sedang tersenyum ketika membaca suratku ini. Senyummu, matamu, rambutmu yang kecokelatan, yang kamu warisi dari ibumu, dan dia mewarisinya dari ibunya… Caramu memerhatikanku atau caramu mengacuhkanku saat aku bercerita, akan selalu mengingatkanku pada ibumu. Caramu tertawa pada lelucon-lelucon
Anakku, demi 23 kromosom yang kamu warisi dariku dan 23 kromosom lainnya yang kamu warisi dari ibumu, kamu telah mewarisi DNA cinta kami berdua. Maka aku berjanji akan mencintaimu apa adanya. Aku akan mencintaimu dengan segala apapun yang kumiliki dalam hidupku. Mudah-mudahan kamu juga bisa menerimaku apa adanya, mencintaiku dengan segenap kasih sayang yang kamu miliki dalam hidupmu… Sebab dengan perasaan semacam itulah keluarga kita dibangun. Aku, ibumu dan kakakmu sudah memulainya lebih dulu, membangun sebuah rumah yang di sana kita bisa tinggal bersama-sama dengan penuh cinta dan kebahagiaan.
Tetaplah mengagumkan!
Melbourne, 8 Desember 2014
FAHD PAHDEPIE
Punya Telegram? Belajar bareng yuk, GRATIS di Channel Telegram!
Mantap